Selamat pagi Wapalhi...

Selamat pagi...

Setelah 36 jam kemarin aku tak bias meramkan mata dalam mengais hikmah dari para sahabat sahabat terbaikku akhirnya tadi malam aku bisa terkapar dengan nyenyaknya dalam dekapan langit langit kamar  dengan cat putih yang memudar.

Pagi ini,aku bangun Subuh dengan rasa segar.Kubuat Kopi dan Teh wangi sebagai penyemangat diri dan siap untuk menghadapi alunan hari yang pasti harus dijalani.

Aku dengar suaramu kemudian dalam seutas Story android yang kumiliki... hm..., seperti bulu-bulu angsa lembut yang diusapkan ke muka. Hampir bisa kucium wangi parfummu, dekat sekali. 

Aku tidak tahu pasti, tapi menurutku, parfum adalah karya seni yang khas, aku yakin ada reaksi kimiawi tertentu, ketika parfum itu bersentuhan dengan keringat kita. Lalu seperti layaknya sebuah karya seni, wanginya pun menerbitkan imajinasi tertentu pada karakter pemakainya atau nuansa apapun yang menyentuh gendang rasa dan intelektual kita. Benar begitu? Hahaha, ini hanya sebuah intermeso, tapi baumu (kombinasi parfum dan keringatmu), selalu menyaran rasa dekat denganmu, buatku.


Apa khabarmu pagi ini, sayang? Kemarin aku ketemu teman-teman dekatku. Setelah agak lama, akhirnya baru hari kemarin ini, bisa lagi kami berkumpul bersama. 

Ah, tidak ada sesuatu yang istimewa atau spesial, kalau yang kamu tanyakan soal acara yang kami buat. 

Kami hanya masak bersama, Makan ala kadarnya, duduk dan bicara apa saja yang tidak pernah dipersiapkan sebelumnya, semua bahan mengalir begitu saja. Tapi rasa dekat diantara aku dan mereka, suasana yang serba sederhana, atau obrolan yang itu-itu juga, selalu bikin rasa nyaman jiwa ini setelahnya. 

Jika sebuah akhir minggu kuhabiskan dengan cara seperti itu, denganmu, dengan keluarga atau dengan teman-teman dekatku itu, awal minggu berikutnya, aku selalu dapat energi baru yang lebih menggairahkan.

Seperti pagi ini, aku melihat betapa eksotismenya sruputan kopi arabika ini, seakan inilah romantisme masa yang memfokuskan emosi jiwa akan pencapaian keindahan masa lalu yang dramatik untuk kita agungkan dalam aliran keseharian kita selanjutnya.... Semoga


Persahabatan, aku pikir, bukanlah sesuatu yang perlu digembar-gemborkan. Perlu di deklarasikan dengan kata-kata eksplisit, bahwa itu sebuah persahabatan. Dan seperti anggur (minuman), kelezatannya makin tinggi, sejalan dengan bertambahnya waktu. Ada banyak sekali di persahabatan yang tidak perlu diucapkan selain dengan pengertian dan pemberian yang tulus. 

Aku, misalnya, tidak pernah merasa kehilangan eksistensiku, diantara teman-teman baik itu. Sementara itu, aku tidak merasa perlu, sedikitpun mencampuri urusan pribadi mereka, seperti juga sebaliknya. Pada saat tertentu, tanpa bicara pun, mereka sudah akan tahu apa yang terjadi padaku. Tidak ada yang kemudian jadi nonsense, dalam persahabatan.


Bahkan sebuah "pengkhianatan" pun diantara teman teman dekatku itu , kadang punya sisi lain yang bisa kita mengerti, seperti rasa sayang atau keterpojokan yang pahit, Ya..mereka melakukan itu karena 2 hal : Bisa jadi mereka melakukan  karena fanatismenya pada sebuah cinta atau memang dia sedang mengalami/berada pada posisi pojok yang menyakitkan tanpa bisa berteriak untuk sebuah nada. 

Selalu ada penjelasan untuk itu, dalam persahabtan,hampir tidak ada yang nonsense, atau setidaknya aku belum menemukan yang seperti itu. Ada di antara teman-teman dekat adalah seperti ada diantara keluarga kedua, dimana aku merasa tidak perlu ada yang ditutupi. Atau ketika aku tidak merasa perlu mengatakan sesuatu, tidak ada rasa kuatir karena itu. Tidak ada tuntutan untuk membuat semuanya jadi terbuka sama sekali. Yang ada cuma komunikasi yang intens dan rasa pengertian yang makin hari makin dalam.


Jika suatu kali, nanti kamu kenal lebih dekat dengan teman-temanku itu, aku ingin kamu tahu sesuatu. 

Jangan suruh aku memilih antara mereka denganmu. Diatas semua yang kuceritakan, I love u more.... Belakangan ini, tidak ada hari yang kulewatkan tanpa berpikir soal kita. Tentang partnership, tentang eksistensimu, tentang semua yang indah tentangmu di pikiranku dan kurasakan dalam hentaman setiap microdetik diperjalananku. 


Sayang, cinta adalah kerja. Cinta Bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit dan kita terima bulat sudah jadi dalam bentuk sempurna. Itu nonsense! Semua yang mulia selalu perlu kerja, dengan hati, tangan dan pikiran kita. 

Naif, bodoh dan konyol sekali, kalau kita cuma berdoa dan mengharap atas nama cinta agar tetap indah dan mulia. 

Kita perlu kerja, kerja, kerja. Butuh totalitas untuk itu. Kita akan menghiasinya dengan ketulusan dan kerendahan hati. 


Gimana? Tidak mudah bukan untuk sampai kesana?

 

Tapi kita juga perlu bersyukur atas semua yang kita terima. Setiap pernik-pernik keindahan, setiap sesuatu yang menggembirakan hati, meski kecil, atau bahkan nampak percuma, mesti kita syukuri. 

Bersyukur dan berdoa, bukan berarti kita berhenti kerja. Karena cuma kerja yang bisa membuat hidup kita jadi lengkap dan berarti. Eksistensi kita menjadi utuh bahwa kita adalah pribadi dan sosial worker yang tangguh.


Sudah kutanamkan beribu harapan atas kita. Selanjutnya cuma kerja yang kita butuhkan. Di sela-selanya kita selipkan doa atas ridla-Nya. Semoga tetaplah rasa sayangNya atas eksistensi kita. 


Aamiin.


Author

Gustono "Gabeng" Ajisaka

1 Comments